Indonesiaconsult.com (04/09/2024), Sepanjang periode 2020-2023, Kementrian BUMN mencatat bahwa setoran pajak BUMN mencapai angka Rp1.391,4 Triliun. Erick Thohir selaku Menteri BUMN mengatakan bahwa setoran pajak BUMN terus meningkat per tahunnya. Hal ini sejalan dengan naiknya profitabilitas. Ia juga mengatakan bahwa kontribusi perpajakan tersebut terus meningkat tidak lain karena kinerja Perusahaan yang membaik.
Erick menjelaskan, pembayaran pajak kepada BUMN terus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2020, besaran pajaknya sebesar Rp 247 triliun, meningkat menjadi Rp 278 triliun pada tahun 2021. Jumlah tersebut terus meningkat hingga mencapai Rp 410 triliun pada tahun 2022 dan Rp 457 triliun pada tahun 2023. Angka tersebut menunjukkan bahwa BUMN berperan penting dalam mendukung pendapatan negara di Tengah berbagai tantangan ekonomi global.
KONTRIBUTOR SETORAN PAJAK BUMN
Berdasarkan data Kementrian BUMN, terdapat beberapa kontributor pajak yang berperan aktif dalam peningkatan setoran pajak BUMN. Beberapa kontributor tersebut adalah sebagai berikut.
Perusahaan Pelat Merah
Menurut data, berikut merupakan Perusahaan pelat merah dengan kontribusi terbesar sepanjang tahun 2023;
- PT Pertamina Rp224,53 triliun.
- PT PLN Rp52,39 triliun.
- PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk Rp33,12 triliun.
- Bank Mandiri (Persero) Tbk mencapai Rp26,62 triliun.
- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencapai Rp25,98 triliun.
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) & Dividen
Sementara itu, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) menyumbang sebesar Rp354,2 triliun. Erick kembali menjelaskan bahwa penurunan PNBP disebabkan oleh fluktuasi harga sumber daya alam.
Selain pembayaran pajak dan PNBP, BUMN juga berkontribusi melalui dividen. Total dividen yang dibayarkan BUMN pada periode ini sebesar Rp194,4 triliun. Dengan demikian, total kontribusi BUMN terhadap negara sebesar Rp1.940 triliun.
Penyumbang dividen terbesar tahun 2024 adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dengan nilai Rp25,7 triliun. Disusul PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Rp17,1 triliun dan Mining Indonesia (MIND ID) senilai Rp11,2 triliun, PT Pertamina (Persero) Tbk mencapai Rp9,3 triliun, dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk mencapai Rp9,2 triliun.
Baca Juga: Target Penerimaan Pajak 2025
KESIMPULAN
Eric menegaskan, peningkatan kontribusi ini merupakan hasil dari berbagai inisiatif pengembangan dan efisiensi yang dilakukan BUMN. Dijelaskannya, indikator pertumbuhan kinerja BUMN terlihat dari total aset BUMN sebesar Rp10.402 triliun, meningkat secara tahunan sebesar 7,8% dibandingkan tahun 2020 sebesar Rp8.312 triliun.
Total ekuitas BUMN juga meningkat sebesar 12% setiap tahunnya, mencapai Rp3.444 triliun pada tahun 2023 dari Rp 2.475 triliun pada tahun 2020. Pendapatan BUMN mencapai Rp2.933 triliun pada tahun 2023 dari Rp1.930 triliun pada tahun 2020. Ini terjadi dengan laba bersih yang meningkat sebesar 11,2% dari Rp13 triliun pada tahun 2020 menjadi Rp327 triliun.
“Kita mengembangkan banyak pendapatan baru yang tidak hanya berdasarkan sumber daya alam, banyak inovasi-inovasi yang berhasil. Contohnya, kalau di Himbara itu sekarang basis digital seperti Livin’, Brimo, dan lain-lainnya. Ini sebuah income yang bisa menjadi pertumbuhan baru,” tuturnya. Dilansir dari laman Pajak.com.
Dalam kesempatan yang sama, ia juga menyinggung pagu anggaran Kementerian BUMN tahun 2025 yang dipatok sebesar Rp277 miliar. Erick mengatakan angka tersebut sangat rendah dibandingkan besarnya peran BUMN dalam perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, ia mengusulkan tambahan anggaran sebesar Rp66 miliar. Erick berharap dengan penambahan tersebut, total anggaran penunjang kegiatan Kementerian BUMN pada tahun 2025 menjadi Rp344 miliar.