Indonesiaconsult.com (18/10/2024), Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Maves) menyebutkan bahwa produksi nikel Indonesia kuasai pasokan dunia. Tercatat bahwa hingga 70% nikel dunia akan diproduksi di Indonesia pada tahun 2024.
Indonesia akan memenuhi hingga 59% permintaan nikel global pada tahun 2023. Hal ini dikatakan oleh Septian Hario Seto, Wakil Menteri Koordinator Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Kelautan dan Perikanan. Produksi nikel Indonesia terus meningkat dan diklaim mampu memonopoli 70% produksi nikel dunia pada awal tahun ini.
“Tahun lalu, produksi nikel kita menyumbang sekitar 59% dari total permintaan global. Tahun ini, angka tersebut mungkin mendekati 65% hingga 70%,” ujarnya pada Kamis, 17 Oktober 2024. Dikutip dari laman cnbcindonesia.com pada Jumat (18/10).
Baca Juga: Nilai Ekspor dan Impor Indonesia per September Tahun 2024
Indonesia Kendalikan Harga Nikel Global
Peran Indonesia sebagai “raja” produksi nikel dunia diyakini bisa mengatur harga nikel dunia.
“Sebenarnya kitalah yang bisa mengendalikan harga nikel dunia. Tapi karena kita kontribusinya sampai 70%, kita juga yang bertanggung jawab, Itu tidak bisa,” tegasnya.
Oleh karena itu, jika ingin mengatur harga nikel global, Indonesia perlu menyeimbangkannya melalui diplomasi dengan negara lain seperti Amerika Serikat, negara-negara Uni Eropa, China, Jepang, dan Korea Selatan.
Seperti diketahui, tercatat sepanjang 2023, Realisasi Produksi Bijih Nikel RI Tahun 2023 hampir mencapai 200 juta ton. Lebih tepatnya di level 175,6 juta ton atau 175.617.183 ton. Hal ini dikutip dari Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM Nomor 132/2024 tentang Neraca Sumber Daya dan Cadangan Minerba Nasional Tahun 2023.
Pencapaian tersebut tentu tidak terlepas dari potensi nikel RI yang cukup melimpah serta program hilirisasi yang terus digenjot. Misalnya hingga 2023, tercatat total sumber daya bijih nikel RI mencapai 18,5 miliar ton atau tepatnya 18.550.358.128 ton.
Untuk nikel logam mencapai angka 184,6 juta ton atau lebih tepatnya pada angka 184.606.736 ton. Selanjutnya, total cadangan nikel Indonesia sebesar 5,3 miliar ton, tepatnya 5.325.790.841 ton untuk bijih dan 56,12 juta ton atau tepatnya 56.117.187 ton untuk logam.
RI Akan Kuasai 75% Pasokan Nikel Global
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Maves) memperkirakan Indonesia akan menguasai hingga 75% permintaan nikel global. Hal ini diperkirakan akan terjadi dalam tiga tahun ke depan.
Indonesia akan memenuhi hingga 59% permintaan nikel global pada tahun 2023. Hal ini dikatakan oleh Septian Hario Seto, Wakil Menteri Koordinator Bidang Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Kelautan dan Perikanan. Produksi nikel Indonesia terus meningkat dan diklaim mampu memonopoli 70% produksi nikel dunia pada awal tahun ini.
“Tahun lalu, produksi nikel kita menyumbang sekitar 59% dari total permintaan global. Tahun ini, angka tersebut mungkin mendekati 65% hingga 70%,” ujarnya. Seperti dikutip dalam laman cnbcindonesia.com (18/10).
Tapi bukan itu saja, dalam tiga tahun ke depan, RI akan semakin menguasai produksi nikel global hingga mencapai 75%. Peran Indonesia sebagai “raja” produksi nikel dunia diyakini bisa mengatur harga nikel dunia.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengumumkan nilai ekspor nikel melalui program hilirisasi meningkat tajam. Tanpa pembatasan, ekspor hilirisasi nikel bisa mencapai Rp500 triliun. Presiden Jokowi sudah sering bicara tentang peningkatan nilai ekspor nikel melalui pengolahan. Tak heran, nilai ekspor bijih nikel Indonesia sebelum hilirisasi hanya sebesar $3,3 miliar atau Rp50 triliun pada 2017-2018.
Jokowi memperkirakan peningkatan nilai ekspor hilirisasi nikel tidak hanya menguntungkan perusahaan tetapi juga Indonesia dalam bentuk peningkatan pendapatan negara. Misalnya saja dari pajak badan, pajak penghasilan pegawai hingga Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Sumber: cnbcindonesia.com